Skip to main content

POETRY 22.0

-Terserah Mereka

Atas nama cinta
Mereka melakukannya
Atas rasa suka
Mereka merelakannya

Mungkin semua orang bertanya
Tapi tak akan pernah mengerti
Mungkin semua orang mencaci
Tapi tak akan pernah sadari

Mereka tak butuh pengakuan
Mereka tak ingin rasa kasihan
Peduli setan, peduli setan

Mereka tak akan pernah peduli
Tak akan peduli, tak pernah peduli
Mereka hanya ingin memiliki
Rasa cinta rasa suci

Mereka tak butuh pengakuan
Mereka tak ingin belas kasihan
Peduli setan, peduli setan

Mereka tak akan pernah peduli
Tak akan peduli, tak pernah peduli
Mereka hanya ingin mengasihi
Saling cinta saling suci

Comments

Popular posts from this blog

POETRY 38.0

-Terjerat Hasrat Sore itu, Kita berjanji untuk berjumpa Di satu sudut ruang berkaca Tak sabar kau menungguku tiba Yang disambut dengan senyum canda Malam itu, Pesan martabak tidak termakan Hanya dirimu yang kuinginkan Hasrat bergejolak tak tertahan Kita tergesa sepanjang malam Pagi itu, Waktu menunjukkan pukul enam Tetap terasa seperti malam Kita kembali untuk bergumam Lalu disambung dengan senyuman Hari itu, Salah satu momen terindahku Melewati malam bersamamu Tentu selalu aku merindu Untuk kembali kita bercumbu

POETRY 33.0

-Memori Abadi Untuk memori yang abadi Tetaplah singgah di hati Jangan pergi, jangan mati Untuk memori yang abadi Tak akan bisa terganti Tetap asli, tetap asri Untuk memori yang abadi Datang dari relung hati Tak permisi, tak sendiri Untuk memori yang abadi, Untuk dirimu yang berjanji Selalu aku sayangi Selalu aku kasihi

POETRY 37.0

-Malam di Melbourne Hujan tak kunjung mereda Hati tak juga merasa Angin berhembus kencang Asa seakan terjaga Kita terduduk berdua Tak ada yang lainnya Kita hanya berkaca Tak ada kata-kata Hujan semakin menjadi Hati semakin mencari Angin juga tak berhenti Asa juga tak terbagi Kita berakhir bersama Tak ada lagi gulana Kita mulai biasa Tak ada pura-pura Malam, Mulai mengalir Malam, Jangan berakhir