Skip to main content

PART OF POETRY 3.0

-Rindu dan Sebagainya

Rindu;
Untuk dirimu
yang di Pulau Kangguru.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang kurasa tanpa ragu.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang mampu hilangkan sendu.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang menghidupkan aku.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang memeperbaiki aku.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang selalu dimimpiku.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang hanya ada satu.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang selalu dihatiku.

//

Rindu;
Untuk dirimu
yang menggebu-gebu.

//

Rindu;
kah kau padaku?

//

-Sesiosatri

Comments

Popular posts from this blog

POETRY 38.0

-Terjerat Hasrat Sore itu, Kita berjanji untuk berjumpa Di satu sudut ruang berkaca Tak sabar kau menungguku tiba Yang disambut dengan senyum canda Malam itu, Pesan martabak tidak termakan Hanya dirimu yang kuinginkan Hasrat bergejolak tak tertahan Kita tergesa sepanjang malam Pagi itu, Waktu menunjukkan pukul enam Tetap terasa seperti malam Kita kembali untuk bergumam Lalu disambung dengan senyuman Hari itu, Salah satu momen terindahku Melewati malam bersamamu Tentu selalu aku merindu Untuk kembali kita bercumbu

BAND REVIEW 1.0

-THE S.I.G.I.T. The S.I.G.I.T. ( The Super Insurgent Group of Intemperance Talent ) atau biasa disebut The SIGIT, band ini merupakan band rock Indonesia dari Bandung yang beranggotakan Rektivianto "Rekti" Yoewono ( Vocal, Guitar ), Farri Icksan Wibisana ( Guitar ), Aditya "Adit" Bagja Mulyana ( Bass ), dan Donar "Acil" Armando Ekana ( Drums ). Band ini sudah mempunyai 3 album dan 2 EP . Band ini adalah salah satu band indie favorit saya, bahkan yang paling favorit. Dari awal pertama kali dengerin, lagu-lagunya udah cocok banget sama kuping saya. Bisa dibilang, band inilah yang sangat menggambarkan diri saya. Musiknya kenceng dan seru. Apalagi kalau nonton gignya, belom afdol kalo belom keringetan loncat sana loncat sini. Lagu pertama yang saya dengerin waktu itu adalah Horse . Iramanya asik banget. Bikin ngangguk-ngangguk kepala. Kalo ada yang tau lagunya juga pasti setuju sama saya. Setelah itu, lagu yang saya dengerin yang nempel di kepala sa...

POETRY 37.0

-Malam di Melbourne Hujan tak kunjung mereda Hati tak juga merasa Angin berhembus kencang Asa seakan terjaga Kita terduduk berdua Tak ada yang lainnya Kita hanya berkaca Tak ada kata-kata Hujan semakin menjadi Hati semakin mencari Angin juga tak berhenti Asa juga tak terbagi Kita berakhir bersama Tak ada lagi gulana Kita mulai biasa Tak ada pura-pura Malam, Mulai mengalir Malam, Jangan berakhir